Dalam pandangannya tentang pedagogi kritis, Giroux mengkritik pedagogi yang memahami pendidikan hanya sebagai alat atau metode untuk memberikan dan mengajarkan keterampilan atau keahlian tertentu.
Giroux juga tidak sepakat dengan pandangan tentang netralitas pendidikan yang menganggap pengetahuan sebagai sesuatu yang bebas nilai dan apolitis. Model pedagogi semacam itu, menurut Giroux, tidak akan membawa perubahan atau transformasi yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebaliknya, model tersebut hanya akan menghasilkan robot-robot patuh yang tumpul imajinasi, kehilangan kebebasan untuk berkreasi, dan tidak peka terhadap beragam problem sosial yang ada di sekitarnya.
Dalam konteks disrupsi teknologi di era digital, ketika sistem dan proses pendidikan banyak
ditopang oleh teknologi dan infrastruktur yang digerakkan oleh kepentingan ekonomi industri
platform, bagaimana pedagogi kritis seperti yang dikemukakan oleh Henry A. Giroux bisa
diwujudkan? Bagaimana sebenarnya peran teknologi digital dalam mewujudkan pedagogi kritis? Bagaimana relevansi pedagogi kritis ini dalam agenda reformasi pendidikan nasional melalui Merdeka Belajar yang sedang diterapkan di Indonesia?
Beberapa pertanyaan tersebut akan dibahas dalam Seminar Great Thinkers yang akan dilaksanakan pada:
Senin, 5 September 2022
13.00-15.00 WIB
Di Ruang Auditorium Lt. 5, Gedung Sekolah Pascasarjana UGM
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta (Luring)
Dengan Narasumber:
Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Irianto, M.A.
(Guru Besar Antropologi Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia)
Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D.
(Dosen dan Anggota Tim Pengembangan Akademik, Prodi Magister Manajemen Pendidikan Tinggi, Sekolah Pascasarjana, UGM)
Moderator:
Dr. Budiawan
(Dosen Program Studi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, UGM)
Pendaftaran:
http://ugm.id/PendaftaranGreatThinker2022