Kuliah Umum Bersama Alumni KBM, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio

Belakangan ini kondisi geopolitik di Rusia, Ukraina, Timur Tengah, dan wilayah Indo-Pasifik tengah menunjukkan ketegangan yang meningkat. Sebagai negara yang terletak di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan konflik kapan saja. Pernyataan ini disampaikan oleh mantan KSAL, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio,  dalam seminar “Dinamika Geomaritim Kawasan Indonesia” yang diadakan pada Rabu (19/2) di Auditorium Gedung Pascasarjana UGM. Agenda dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Wening Udasmoro, D.E.A., M.Hum. Pada kesempatan tersebut, Marsetio menekankan bahwa posisi strategis Indonesia justru membuatnya rentan terhadap konflik, mengingat negara ini memiliki perbatasan langsung dengan sepuluh negara tetangga yang masih memiliki persoalan yang belum terselesaikan.

Guru Besar Bidang Maritim Universitas Pertahanan ini menjelaskan bahwa Amerika Serikat membentuk kawasan Indo-Pasifik sebagai strategi dalam sektor ekonomi dan pertahanan untuk membendung pengaruh Tiongkok. Selain itu, Laut Cina Selatan menjadi ajang bagi negara-negara tersebut untuk menunjukkan kekuatan militer mereka. Sementara itu, Indonesia berupaya mendorong kerja sama dengan negara-negara Asia di kawasan tersebut guna meredam potensi konflik. Alumnus Program Doktor Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana UGM ini juga menekankan bahwa Indonesia harus selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan dalam dinamika geopolitik global saat ini. “Jika mencintai perdamaian, kita juga harus siap untuk berperang,” ujar Marsetio.

Dosen Kajian Budaya dan Media, SPs UGM, Budiawan, S.S., M.A., Ph.D., mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan, sebagian besar warganya masih belum memiliki pola pikir yang berorientasi pada kemaritiman. Bahkan bagi pemerintah sendiri, kesadaran akan pentingnya sektor maritim baru mulai berkembang setelah era reformasi, ditandai dengan pembentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 1999. Oleh karena itu, Budiawan menekankan perlunya perubahan pola pikir masyarakat agar lebih berorientasi pada kemaritiman guna mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Terlebih dalam situasi geopolitik saat ini, kesadaran akan kemaritiman menjadi semakin penting,” tutupnya.

 

Sumber berita:

https://ugm.ac.id/id/berita/indonesia-perlu-bersikap-di-tengah-pusaran-dinamika-geopolitik-dunia/

Gambar dan foto:

Reni Juliani, Abd. Haris Nusabela

 

SDG 4 (Quality education), SDG 14 (Life below water), SDG 16 (Peace, justice, and strong institutions)

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*