Selera Sastra di Media Sosial: Pengalaman Konferensi 10th SSEASR di Universiti Malaya

Bertepatan dengan Dies Natalis ke-65, Faculty of Arts and Social Sciences, Universiti Malaya, Malaysia berkolaborasi dengan ‘the South and Southeast Asian Association for the Study of Culture and Religion (SSEASR)’ menyelenggarakan konferensi Internasional SSEASR ke-10 bertajuk ‘Sustainability in Cultural and Religious Traditions in South and Southeast Asia’.

Diselenggarakan pada 2-3 Desember 2024 di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, Moch. Zainul Arifin, mahasiswa S3 Kajian Budaya dan Media, Universitas Gadjah Mada, berkesempatan mengikutinya. Konferensi ini juga merupakan konferensi regional dari the International Association for the History of Religions (IAHR), anggota CIPSH di bawah naungan UNESCO.

Selama bertahun-tahun, Asia Selatan dan Asia Tenggara dianggap menjadi rumah bagi berbagai budaya dan tradisi keagamaan yang terus berkembang berdasarkan berbagai praktik instrumental dan intelektual para penghuninya. Tujuan dari konferensi ini adalah untuk mendorong akademisi dan mahasiswa untuk memulai dialog akademis tentang berbagai praktik budaya yang beragam dan unik di semua domain, perkembangan, perubahan, dan keberlanjutannya dari waktu ke waktu.

Berupaya memahami keberlanjutan budaya di era media digital, Zainul berfokus pada bagaimana aktor sosial mempertahankan selera budayanya. Tergabung dalam panel Technologies and the Study of Religions yang diketuai oleh Prof. Dr. John Solt, mahasiswa angkatan tahun 2022 tersebut mempresentasikan penelitian (ongoing)-nya tentang ‘selera sastra di media sosial’.

Prof. Dr. John Solt, yang juga di panel lainnya mempresentasikan artikel berjudul ‘Will A.I. Delete Faith from Religion?’, berhasil membawa suasana panel ini menjadi sangat hidup. Para audien turut memberikan komentar, perspektifnya, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dari negara masing-masing.

Meski dihadiri peserta dari 18 negara, tidak banyak orang Indonesia dalam konferensi ini. Bisa dihitung jari. Namun partisipan bukan berarti hanya dari negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara, para akademisi dari Eropa dan Amerika yang memiliki minat pada wilayah tersebut turut andil dan berpartisipasi pada konferensi yang diadakan sejak tahun 2005 tersebut.

SDG 4 (Quality Education), SDG 17 (Partnership for the Goals)

Kontributor: Moch. Zainul Arifin

 

 

 

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*