Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada mengadakan diskusi publik dengan tema “Mobile Suit Gundam: Diskursus Ingatan Perang dan Multikulturalisme dalam Anime dan Figurine di Jepang” pada Selasa (8/12/2015) di Ruang Sidang A, Gedung Unit I, Sekolah Pascasarjana UGM. Diskusi ini menghadirkan Dr. Fadjar I. Thufail, peneliti pada Pusat Penelitian Sumber Daya Regional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Mobile Suit Gundam adalah nama berbagai karakter robot humanoid raksasa, yang masing-masing dikendalikan oleh seorang pilot.Seri animeMobile Suit Gundam diciptakan Tomino Yoshiyuki dan pertama kali diproduksi serta disiarkan di Jepang pada 1979 oleh Sunrise studio.Pada awalnya, Mobile Suit Gundam kurang berhasil, namun seri anime ini mampu menguasai publik anime di Jepang dan mendorong produksi manga, game software, dan karakter figurine yang kemudian populer disebut Gunpla (Gundam plastic), merakit robot dari serpihan yang bahkan jauh lebih populer dibandingkan seri anime Gundam. Adalah Bandai, pabrik mainan di Jepang, yang membawa Gunpla menguasai pangsa pasar figurine karakter tokoh anime di Jepang dan beberapa negara Asia, bahkan Eropa dan Australia.
Beberapa episode anime Gundam menekankan tema yang berbeda tergantung pada konteks historis (1979-sekarang) dan konteks sosiologis saat masing-masing episode itu disiarkan ke publik. Episode anime Gundam mempersoalkan subyektifitas kolektif yang diatur dalam kerangka temporalitas (timeline) plot cerita. Dengan perspektif “rhizomatic sensuousness” (Deleuze dan Guattari), presentasi ini memperlihatkan bahwa anime Gundam tidak mengikuti kerangka temporalitas linear.Meskipun karakter yang dipilih untuk dijadikan figurine pada umumnya diambil dari karakter yang ada dalam anime, Bandai juga membuat beberapa karakter khusus yang mendukung kepentingan Bandai masuk ke pasar internasional. Di sisi lain, karakter khusus ini memberi warna multikultural pada seri Gunpla dan dalam konteks inifigurine Gunpla bisa menjadi salah satu ruang diskursus tentang multikulturalisme dan subyektifitas di Jepang.