Seminar Nasional Kerjasama Prodi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana UGM dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS)

Pada Kamis, 16 November 2023, Program Studi Kajian Budaya dan Media UGM bekerjasama dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Disinformasi dan Kelompok Rentan di Era Manipulasi Media Digital.”

Latar belakang seminar didasari oleh perubahan dramatis dalam lanskap informasi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan platform media sosial. Indonesia, dengan populasi yang besar dan akses internet yang terus berkembang, menghadapi ancaman serius dari disinformasi yang dapat mendistorsi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Seminar ini bertujuan untuk menjadi forum diskusi yang produktif antara berbagai pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan disinformasi seperti pemerintah, LSM, peneliti, akademisi, praktisi media, dan masyarakat umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan suatu diskusi kritis terkait patologi informasi yang berkembang yang mencakup upaya memahami aktor, motivasi, strategi, narasi serta sasaran dari penyebaran disinformasi.

Seminar diselenggarakan mulai pukul 12.00 hingga 16.30 WIB dan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh pembicara utama, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A dengan tajuk materi “AI, Disinformasi dan Kelompok Rentan di Era Manipulasi Media Digital”. Wamenkominfo membuka paparan dengan mengajak kita melihat perspektif utopia dan distopia dalam memandang AI. Manipulasi informasi di era digital dalam hal ini dilihat sebagai tantangan dengan keberadaan teknologi deepfake dan data tentang kekhawatiran masyarakat terhadap dampak dari disinformasi.  Wamenkominfo memaparkan bahwa Transformasi digital perlu berpihak pada kelompok rentan, diantaranya perempuan, masyarakat pedesaan, disabilitas, lansia dan kaum muda. Untuk Itu Kominfo melakukan berbagai upaya untuk menangani tantangan tersebut, dengan melakukan penanganan 962.719 konten negatif serta turut berkomitmen dalam The Bletchley Declaration untuk mengembangkan dan memanfaatkan AI yang mengedepankan keselamatan pengguna lewat berbagai kebijakan. Upaya Kominfo juga dilakukan dengan Rencana Penguatan Kebijakan Tata Kelola Digital Kementerian Kominfo. 

Seminar Nasional Disinformasi dan Kelompok Rentan di Era Manipulasi Media Digital dilanjutkan dengan sesi panel oleh tiga panelis. Panel pertama diisi oleh Vidhyandika  Djati Perkasa Peneliti Senior, Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, dengan tajuk “Patologi (Dis)-Informasi dan Politik Penyangkalan: ‘Engineered Conditions’  dan Kerentanan di Papua”. Dalam presentasinya, Vidhyandika  Djati Perkasa memaparkan bagaimana masyarakat Papua menjadi salah satu kelompok rentan yang menerima hoaks dan disinformasi yang memperparah penyelesaian konflik dan kekerasan yang terjadi di sana. Selanjutnya panelis kedua Tarlen Handayani, manajer Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan Indonesia menilik kacamata gender terutama perempuan serta bagaimana disinformasi berkontribusi meningkatkan kerentanan perempuan  untuk mengalami tindak kekerasan. Selain itu Prof. Heru Nugroho, guru besar Sosiologi UGM yang mengajak audiens untuk menyikapi persoalan disinformasi di era manipulasi media digital ini secara lebih kritis. Seminar Nasional ditutup dengan penyerahan cendera mata dari KBM dan CSIS yang secara simbolis diserahkan oleh Dr. Budiawan selaku Kaprodi S3 diikuti dengan sesi foto bersama.

IMG-20231120-WA0045

Image 6 of 11

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*