Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara wisuda Program Pascasarjana periode III Tahun Akademik 2019/2020, periode IV Tahun Akademik 2019/2020, dan Periode I Tahun Akademik 2020/2021 secara daring dan luring di Halaman Balairung UGM, Rabu (21/10).
Upacara wisuda secara daring disiarkan secara virtual melalui aplikasi zoom dan live streaming di laman Youtube UGM. Sementara dalam upacara wisuda secara luring dilakukan dengan prosesi serta peserta yang dibatasi yang hanya diikuti perwakilan wisudawan sebanyak 20 orang, rektor, wakil rektor, dekan, dan jajaran pimpinan UGM. Selain itu, juga dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan dan standar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Rektor UGM, Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., ASEAN., Eng., mengatakan pelaksanaan wisuda di UGM kali ini digelar secara berbeda akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk turut berubah dengan mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan baru. Demikian juga dengan penyelenggaraan upacara wisuda, setelah sempat tertunda beberapa waktu, akhirnya UGM kembali menyelenggarakan wisuda, namun secara daring. Kebijakan ini diambil sebagai upaya untuk menekan mata rantai penyebaran virus corona baru dan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri serta orang-orang di sekitar.
“Kondisi ini memang tidak ideal dan mungkin juga tidak sesuai dengan harapan Saudara-saudara sekalian. Namun, ini tidak mengurangi makna dan penghargaan atas perjuangan yang telah Saudara lalui di kampus,” kata Rektor.
Pandemi Covid-19, disebutkan Rektor, telah memberikan dampak yang luas bagi kehidupan bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pandemi menjadikan pertumbuhan ekonomi menukik tajam, industri dan berbagai kegiatan bisnis mengalami kesulitan, dan ancaman pemutusan hubungan kerja terjadi di berbagai sektor. Kendati begitu, pandemi Covid-19 juga telah mempersatukan, memperkuat solidaritas dan kepedulian, membangkitkan kembali jiwa gotong-royong masyarakat yang selama ini seolah sirna. Disamping itu, pandemi mampu memacu kreativitas dan inovasi anak bangsa. Terbukti hasil kerja sama riset antar perguruan tinggi dengan para mitra di bidang penemuan vaksin dan obat, alat-alat kesehatan, dan usaha-usaha pemulihan ekonomi membuahkan banyak hasil yang sangat baik.
Dalam jangka waktu beberapa bulan terakhir, lanjut Rektor, UGM telah turut berkontribusi untuk mengatasi pandemi serta dampak-dampak yang dibawanya, baik bagi sivitas UGM maupun bagi masyarakat luas. Secara internal, UGM telah menerapkan sejumlah inovasi kebijakan mulai dari penerapan kuliah daring beserta pemberian bantuan paket data, bantuan sembako bagi mahasiswa, dan keringanan UKT, serta pembentukan Satgas Covid-19 UGM.
Sementara dalam lingkup yang lebih luas, UGM melalui para penelitinya turut serta menangani dampak pandemi di bidang kesehatan melalui pengembangan produk inovasi berbasis riset. Beberapa diantaranya berupa ventilator untuk pasien Covid-19, alat deteksi cepat pasien Covid-19 berbasis senyawa organik volatil pada nafas pasien yang dinamakan GeNose, alat deteksi cepat Covid-19 RI-GHA 19, thermal gate scanner, bilik swab pintar, alat sterilisasi masker, serta sejumlah produk inovasi lainnya.
Panut berharap para wisudawan yang telah diwisuda hari ini dapat turut mengambil bagian dalam upaya-upaya kreatif untuk mengatasi pandemi yang diyakini dampaknya akan masih dirasakan hingga beberapa tahun mendatang. Sebagai alumni UGM, membawa mandat untuk menggunakan ilmu yang dimiliki untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat dan memajukan Indonesia.
“Selamat atas pencapaian yang telah Saudara-saudara raih di kampus ini, yang mengawali perjalanan Saudara yang gemilang di masa mendatang. Sebagai seorang lulusan UGM yang memiliki jati diri sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan, saya berharap kehadiran Saudara di tengah-tengah masyarakat bisa sungguh-sungguh memberi arti dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik,” paparnya.
Pada wisuda program pascasarjana periode I Tahun Akademik 2020/2021 di bulan Oktober 2020 ini sekaligus diikuti oleh wisudawan dari periode III Tahun Akademik 2019/2020 atau wisuda bulan April 2020 dan wisudawan periode IV Tahun Akademik 2019/2020 atau wisuda bulan Juli 2020.
Dalam wisuda periode III Tahun Akademik 2019/2020 UGM mewisuda 1.113 terdiri dari 959 orang lulusan Program Magister (S2), 87 orang lulusan Program Spesialis, dan 67 orang lulusan Program Doktor (S3). Dari program Magister (S2) terdapat 3 orang wisudawan yang memiliki IPK tertinggi 4,00 yakni Arief Sulistiyono (Prodi Magister Sains Veteriner FKH), Arifka Uli Nur (Prodi Magister Keperawatan, FKKMK), dan Ahsani Hafizhu Shali (Prodi S2 Fisika FMIPA). Lalu, lulusan Program Spesialis IPK tertinggi 3,96 diraih Kusnindita Noria Rahmawati (Prodi Dermatologi dan Venereologi, FKKMK). Sedangkan untuk lulusan Program Doktor (S3) IPK tertinggi diperoleh Indri Hapsari (Prodi S3 Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi) dan Didik Wahyudi dari (Prodi S3 Biologi Fakultas Biologi) dengan IPK 4,00.
Lalu, pada periode IV Tahun Akademik 2019/2020 UGM mewisuda 539 lulusan meliputi 456 orang lulusan Program Magister (S2), 48 orang lulusan Program Spesialis, dan 35 orang lulusan Program Doktor (S3). Lulusan program Magister (S2) wisudawan dengan IPK tertinggi 4,00 diraih Intani Quarta Lailaty (Prodi S2 Biologi Fakultas Biologi). Kemudian Program Spesialis IPK tertinggi 3,90 diraih Budi Satria (Prodi Dermatologi dan Venereologi, FKKMK). Sedangkan untuk lulusan Program Doktor (S3) IPK tertinggi 4,00 diraih Rachel Turalely (Prodi S3 Bioteknologi, Sekolah Pascasarjana), Saudara Niki Stenly Kondo (Prodi S3 Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Sekolah Pascasarjana), dan Agus Ganjar Runtiko (Prodi S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana).
Sedangkan pada periode I Tahun Akademik 2020/2021 ini, UGM mewisuda 1.356 lulusan terdiri dari 1.180 orang lulusan Program Magister (S2), 84 orang lulusan Program Spesialis dan 92 orang lulusan Program Doktor (S3). Dari program S2 wisudawan dengan IPK tertinggi 4,00 sekaligus masa studi tersingkat diraih Agus Setiawan (Prodi S2 Arsitektur FT). Untuk lulusan Program Spesialis yang memiliki IPK tertinggi 3,99 diraih Nur Eliyati Rahmah (Prodi Ortodonsia FKG). Lalu, dari program S3 wisudawan dengan IPK tertinggi 4,00 sekaligus masa studi tersingkat diraih Niswati Fathmah Rosyida (Prodi S3 Ilmu Kedokteran Gigi FKG).
Penulis: Ika
Foto: Firsto